Gadgetren – Apakah Snapdragon 625 mampu mempertahankan posisinya sebagai primadona chipset kelas menengah saat ini melawan Snapdragon 635?
Sebagai konsumen tentu kita menginginkan sebuah smartphone dengan performa setingginya dengan harga serendah mungkin. Maka dari itu kini banyak sekali pengguna smartphone yang memilih kelas menengah karena menawarkan keseimbangan antara keduanya.Â
Saat ini chipset Qualcomm Snapdragon 625 menjadi dambaan bagi kebanyakan orang dan sering kali dijadikan acuan untuk membandingkan performa dengan chipset di kelasnya.
Maka dari itu tidak heran dengan mulai munculnya smartphone yang menggunakan Snapdragon 636 langsung banyak ingin menyandingkan keduanya.Â
Untuk menghilangkan rasa penasaran tersebut, tim Gadgetren mencoba untuk tahu lebih seksama perbedaan performa di antara Snapdragon 625 dan Snapdragon 635. Sebelum melihat hasil dari uji coba, beriku penjelasan singkat mengenai spesifikasi teknis dari keduanya.Â
Spesifikasi TeknisÂ
Qualcomm Snapdragon 625Â
Qualcomm Snapdragon 625 merupakan system-on-chip kelas menengah dengan fabrikasi 14nm FinFet. Chipset ini memiliki total 8 buah core ARM Cortex-A53 berkecepatan hingga 2.02 Ghz serta GPU Adreno 506 untuk kebutuhan mengelolah grafis dan pengatur memori DDR3L-1866. Snapdragon 625 pertama kali diperkenalkan oleh Qualcomm pada tanggal 11 Februari 2016.Â
Berbagai peningkatan dihadirkan pada Snapdragon 625 seperti dukungan Bluetooth 4.1, 802.1ac Wi-Fi serta konektivitas X9 LTE Cat7 yang mampu memberikan kecepatan download 300 Mbps dan upload 150 Mbps. Ditambah lagi berkat fabrikasi yang lebih modern, Snapdragon 625 mempunyai konsumsi daya dan performa yang lebih optimal dibandingkan pendahulunya.Â
Melihat dari spesifikasi tersebut, tidak heran kalau Qualcomm Snapdragon 625 menjadi primadona untuk smartphone kelas menengah. Bahkan tidak jarang penggunaan Snapdragon 625 menjadi salah satu hal yang diunggulkan oleh vendor smartphone saat meluncurkan produk mereka.Â
Qualcomm Snapdragon 636Â
Qualcomm Snapdragon 636 merupakan system-on-chip kelas menengah dengan fabrikasi 14 FinFet. Qualcomm kali ini tidak menggunakan ARM Cortex melainkan core custom bernama Kryo 260 dengan total inti 8 buah berkecepatan maksimal 1.8 Ghz. Selain itu ada GPU Adreno 509 untuk mengolah grafis serta pengaturan memori LPDDR4-2666.Â
Snapdragon 636 digadang memberikan peningkatan performa hingga 40% dibanding Snapdragon 630 yang menggunakan 8 core ARM Cotex-A53. Selain itu chipset yang diperkenalkan pada tanggal 17 Oktober 2017 ini membawa beberapa peningkatan fitur dari seri sebelumnya, yakni dukungan Bluetooth 5.0, Wi-Fi 802.11ac dan konektivitas X12 LTE Cat12/13 dengan kecepatan download 300 Mbps dan upload 150 Mbps. Â
Sejak awal kemunculannya, Snapdragon 636 menarik banyak perhatian pengguna Android karena core Kryo yang sebelumnya digunakan pada model Snapdragon 835 kini bisa dirasakan pada smartphone dengan harga yang relatif masih terjangkau. Tidak ketinggalan pula fitur-fitur kelas premium yang juga akan tersedia untuk digunakan.Â
BenchmarkÂ
Walaupun Snapdragon 636 ditargetkan oleh Qualcomm untuk mengganti model 630, namun di Indonesia sendiri chipset ini sering kali disandingkan dan dibandingkan dengan seri 625. Maka dari itu tidak heran kalau banyak yang penasaran sebenarnya sebesar apa sih perbedaan performa antara keduanya.Â
Tentu saya juga penasaran akan hal tersebut mengingat sama-sama menyasar kelas menengah. Nah sebagai permulaan untuk tahu seperti apa perbedaan performanya saya coba melakukan benchmark menggunakan smartphone ASUS ZenFone Max Pro M1 dengan Snapdragon 636 dan Xiaomi Redmi 5 Plus dengan Snapdragon 625. Â
Kedua smartphone ini dipilih karena memiliki spesifikasi yang cukup mirip seperti sama-sama memiliki resolusi layar Full HD+ 1080p dan RAM 3GB sehingga perbedaan yang signifikan hanya pada chipset saja. Hal ini dapat meminimalisir margin error untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat.Â
GeekbenchÂ
Benchmark pertama dilakukan dengan aplikasi Geekbench untuk melihat bagaimana kinerja dari sang CPU dengan lebih seksama. Kedua smartphone menjalankan tes Geekbench secara bersamaan. Dalam proses tersebut terlihat kalau Snapdragon 636 lebih dulu menyelesaikan benchmark sedangkan Snapdragon 625 masih berada pada kisaran 88%.Â
Setelah benchmark selesai baru lah terlihat lebih detil perbedaan yang ada. Snapdragon 636 mendapatkan nilai Single Core 1339, lebih tinggi sekitar 40% dibandingkan Snapdragon 625 yang hanya meraih nilai Single Core 875 saja. Soal Multi Core, keduanya terpaut nilai 577 yang terbilang cukup lumayan mengingat tes ini mengabungkan kinerja beberapa core.
Snapdragon 625 Xiaomi Redmi 5 Plus (kiri) – Snapdragon 636 ASUS ZenFone Max Pro (Kanan)
Dari hasil tersebut dapat kita ambil kesimpulan kalau secara teori Snapdragon 636 akan lebih cepat hampir diseluruh aplikasi baik saat membuka mapun sudah di dalamnya karena nilai Single Core yang jauh lebih tinggi. Menariknya, Snapdragon 636 padahal punya clock speed per core yang lebih rendah, yakni 1.8 Ghz dibandingkan 2.0 Ghz milik Snapdragon 625.       Â
Nah untuk nilai Multi Core yang juga lebih tinggi menjadi indikator kalau Snapdragon 636 akan terasa lebih mulus saat melakukan multitasking. Tentunya ini memungkinkan smartphone untuk menjalankan aplikasi secara bersamaan lebih banyak sebelum merasakan penurunan performa atau throttle.Â
Nilai yang didapatkan oleh Snapdragon 625 sebenarnya tidak buruk, namun melihat smartphone dengan Snapdragon 636 yang ada sejauh ini punya harga tidak kalah terjangkau membuatnya menjadi pilihan yang lebih ideal untuk pengguna yang sangat menginginkan performa terbaik.Â
AnTuTuÂ
Selanjutnya saya mencoba melakukan benchmark dengan aplikasi AnTuTu untuk mengetahui secara keseluruhan performa smartphone karena tidak hanya menghitung CPU saja. AnTuTu akan ikut memperhitungkan kemampuan grafis serta kecepatan penyimpanan karena semua itu juga akan turut mempengaruhi kenyamanan pengguna.
Seperti yang saya perkirakan, hasil AnTuTu tidak jauh berbeda dengan Geekbench. Snapdragon 636 kembali lebih dahulu menyelesaikan proses benchmark dibandingkan Snapdragon 625. Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika skor dari kedua smartphone sudah muncul.Â
Snapdragon 625 Xiaomi Redmi 5 Plus (kiri) – Snapdragon 636 ASUS ZenFone Max Pro (Kanan)
Snapdragon 636 mampu meraih nilai 114.701 sedangkan Snapdragon 625 hanya 75.957 saja. Perbedaan nilai tersebut mencapai 1,5 kali lipat atau lebih tepatnya mengalami peningkatan sekitar 51%. Ini berarti inti Kryo yang disematkan pada Snapdragon 636 memang menawarkan optimalisasi yang lebih baik.Â
Menurut AnTuTu, performa CPU dari Snapdragon 636 melewati 76% dari seluruh daftar pengguna yang pernah melakukan benchmark AnTuTu selama ini. Hal itu membuktikan kalau Snapdragon berada pada kategori atas untuk soal kinerja CPU sedangkan Snapdragon 625 masih ditengah-tengah mengalahkan 33% pengguna yang ada.
Begitu juga pada tes benchmark lainnya, Snapdragon 636 tetap meraih skor yang jauh lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 625. Melihat keduanya saat ini sama-sama berada di kelas menengah, maka perbedaan performa yang cukup signifikan membuat Snapdragon 636 memang patut untuk diperhitungkan.Â
Kalau kamu lebih suka melihat keduanya beraksi langsung, kamu bisa menyaksikan video Gadgetren tentang Snapdragon 636 dan 626 di bawah ini yang meliputi benchmark, gaming, dan pemakaian biasa.
Gaming
Berbicara soal performa tentu tidak akan bisa lepas dengan kemampuan untuk dibawa bermain game. Dalam tes ini saya mencoba untuk bermain game-game populer seperti Mobile Legends mewakili kategori MOBA, PUBG Mobile mewakili kategori Battle Royale, dan Final Fantasy XV Pocket Edition yang terbilang cukup berat untuk saat ini bahkan tidak bisa dijalankan di beberapa smartphone.Â
Untuk memperlihatkan seberapa besar Frame-per-Second (FPS) yang didapatkan saat bermain game, saya menggunakan aplikasi pihak ketiga, Gamebench, yang memperlihatkan laporan cukup komprehensi.Â
Final Fantasy XV: Pocket EditionÂ
Pertama saya mencoba main Final Fantasy XV Pocket Edition untuk melihat batas maksimal dari kedua smartphone. Dalam game ini pengaturan Graphic menjadi Highest, Draw Resolution menjadi High Resolution dan FPS tanpa dibatasi.                             Â
Pada adegan pembuka terlihat kalau scene berjalan sedikit patah-patah, namun terbilang wajar karena sejauh ini hanya smartphone kelas atas saja yang mampu menampilkan scene dengan lancar. Walaupun begitu hal ini membuktikan kalau performa Snapdragon 636 masih belum cukup kalau kamu menginginkan kualitas grafis terbaik.Â
Snapdragon 636Snapdragon 625
Saat memasuki sesi gameplay baru lah terlihat perbedaan yang mencolok antara keduanya. Snapdragon 636 masih bisa dikatakan sebagai playable dengan rata-rata 23-25 FPS, namun Snapdragon 625 terlihat cukup kesulitan dengan capaian FPS hanya sekitar 11-15 saja. Uji coba ini sangat mendorong kinerja chipset semaksimal mungkin sehingga hasil tersebut tidak lah mengejutkan.Â
Mobile Legends: Bang Bang
Sebagai game yang sangat populer di Indonesia saat ini, Mobile Legends tentu wajib dan pantas mewakili genre MOBA. Semua pengaturan grafis dibuat setingginya dengan grafis High serta mengaktifkan semua efek. Sayangnya kedua smartphone belum mendukung High Frame Rate mode sehingga kita tidak bisa mengetahui performa maksimalnya.Â
Dalam memainkan Mobile Legends, sekilas keduanya memang dapat menjalankan dengan lancar hingga akhir dan tidak ada masalah sama sekali. Setelah mengaktifkan Gamebench baru lah terlihat lebih detil capaian yang diraih. Snapdragon 625 berjalan pada kisaran 23-24 FPS sedangkan Snapdragon 636 mampu stabil di 29-30 FPS.
Snapdragon 636Snapdragon 625
FPS yang lebih tinggi tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat responsif dan kehalusan pergerakan. Dalam game bergenre MOBA yang selalu dinamis, kedua hal itu pastinya akan cukup berpengaruh untuk memenangkan pertandingan.Â
PUBG MobileÂ
Game bergenre Battle Royale tengah naik daun belakangan ini berkat kehadiran PlayerUnknown’s Battle Ground. Nah untuk versi smartphone ada PUBG Mobile yang tetap memberikan esensi permainan sama. Dibandingkan game serupa, PUBG Mobile memiliki grafis yang lebih baik dan detil sehingga pantas untuk dipilih mewakili Battle Royale.Â
Hasil yang saya dapatkan dari tes ini terblang cukup menarik. Snapdragon 625 hanya dapat mengaktifkan pengaturan grafis Balanced dan Frame Rate Medium sedangkan Snapdragon 636 mampu menggunakan grafis serta Frame Rate pilihan High yang lebih berat lagi.Â
Snapdragon 636Snapdragon 625
Walaupun Snapdragon 625 sudah menggunakan pengaturan yang lebih rendah, ukuran frame per detik yang dicapai hanya pada kisaran 23-24 FPS saja. Ditambah lagi FPS tidak terlalu stabil yang menyebabkan penurunan FPS tiba-tiba sehingga akan cukup menggangu di saat genting. Lain halnya dengan Snapdragon 636 yang dengan nyaman berada pada kisaran 29-30 FPS secara stabil di berbagai area, namun tidak menutup kemungkinan turun sesaat. Â
Kesimpulan
Dari keseluruhan tes yang telah dilakukan maka dapat terlihat kalau Snapdragon 636 unggul di semua percobaan baik itu benchmark sintetis maupun gaming. Hal ini membuktikan peningkatan performa 40% yang dimiliki Kryo 260 dari Cortex-A53 seperti yang digadangkan oleh Qualcomm.Â
Akhir kata Snapdragon 636 dengan harga yang relatif mirip ini lebih pantas untuk dipilih karena punya performa yang lebih tinggi khususnya buat kamu para gamer yang ingin selalu mendapatkan kualitas grafis setinggi mungkin. Peningkatan yang terbilang cukup signifikan tersebut memberikan rasio harga-performa lebih baik untuk para penggunanya.Â
Sebagai catatan tes ini hanya menggambarkan sebatas performa saja karena seperti yang diketahui Snapdragon 625 terkenal akan penggunaan dayanya yang optimal sedangkan Snapdragon 636 belum bisa saya pastikan sehingga hal tersebut tidak termasuk dalam uji coba kali ini. Â
Setelah melakukan tes ini maka saya bisa mengatakan kalau Snapdragon 636 yang digunakan oleh Zenfone Max Pro M1 sangat mungkin sekali menjadi chipset primadona selanjutnya yang akan sering kamu jumpai pada smartphone kelas menengah untuk beberapa waktu ke depan ini.Â
cukup disayangkan main mobile legend dengan snapdragon 636 masih blm support high frame rate ya
Bukan Snapdragonnya sih, tapi lebih dari dukungan Mobile Legends karena seharusnya kuat. Mungkin nanti kedepannya akan diaktifkan lewat update