Gadgetren – Dengan semakin berkembangnya teknologi AI dan besarnya permintaan pemrosesan AI, Razer mengumumkan AI Center Excellence yang berlokasi di Singapura.
Diluncurkannya pusat AI ini menjadi langkah pertama dari strategi global Razer untuk menghadirkan AI hubs yang saling terhubung di masa mendatang.
AI Center Excellence yang ada di Singapura ini pun akan menjadi fondasi dari pusat AI lainnya seperti di Eropa dan Amerika Serikat untuk jangkauan yang lebih luas.
Sebagai perusahaan yang fokus terhadap segmen gaming, tentunya pusat AI ini turut menjadi investasi di AI gaming dengan mendorong penelitian, talenta, dan inovasi produk. Dengan begitu Razer berupaya untuk memimpin segmen gaming di masa mendatang lewat AI Center di Singapura sebagai langkah awalnya.
Li-Meng Lee selaku Chief Strategy Officer di Razer mengatakan bahwa Razer bertujuan untuk memberdayakan para developer dengan tools yang mampu menghadirkan pengalaman gaming yang lebih imersif, pintar, dan efisien.
AI Center Excellence baru ini pun telah didukung oleh Digital Industry Singapore untuk membuatnya menjadi fasilitas AI gaming paling besar dan canggih di Singapura. Bahkan Razer akan merangkul 150 ahli di bidan AI mulai dari engineering, data science, dan game development.
Inovasi Razer di bidang AI gaming akan menghadirkan banyak kesempatan untuk para talenta membangun produk dan memperkuat posisi Singapura sebagai pusat inovasi AI di wilayah sekitar sehingga lebih banyak menarik talenta-talenta berbagai.
AI Suite dari Razer diciptakan untuk memperkaya para developer dan studio agar dapat lebih mudah dalam meningkatkan gameplay, mempersingkat pengembangan, hingga mempercepat inovasi. Salah satunya lewat Razer Game Co-AI yang mana merupakan generative AI copilot.
Teknologi tersebut memungkinkan latihan taktis secara real time yang dirancang untuk para individu pemain hingga pengalaman bermain yang lebih terpersonalisasi dan dinamis. Melengkapi teknologi ini ada Razer QA Companion sebagai solusi AI untuk otomatisasi pengujian kualitas dan pendeteksian bug.
Teknologi ini diklaim dapat mengurangi waktu QA hingga 50% agar para pengembang dapat terbantu dalam menghadirkan game dengan kualitas yang lebih baik hingga mengurangi biaya produksi.
Tinggalkan Komentar