Gadgetren – Komunikasi telah menjadi hal yang sangat penting, tetapi juga memiliki permasalahan akibat keterbatasannya sinyal pada zona tertentu. Mayoritas penduduk yang tinggal di ibukota dan pelosok pedalaman sama-sama memiliki masalah susahnya mendapatkan sinyal yang bagus.
Permasalahan bagi pengguna yang tinggal di kota besar seperti Jakarta adalah sering kehilangan sinyal ketika sedang menaiki fasilitas transportasi publik seperti commuter line dari PT Kereta Api Indonesia. Pada titik-titik wilayah tertentu, gardu listrik kereta api akan mengakibatkan sinyal jaringan hilang.
Di sisi lain, pengguna yang berada di daerah pelosok yang bukan kota besar pun juga mengalami permasalahan susahnya menangkap sinyal akibat jangkauan operator kurang luas.
Menganggapi permasalahan yang kerap dialami penduduk ibukota dan ingin lebih menjangkau jaringan ke seluruh penduduk Indonesia di mana pun dan kapan pun, Tri Indonesia pada hari ini telah mengumumkan sebuah terobosan baru dalam peningkatan jaringan dari 4G ke 4,5G yang memiliki kemampuan 8 kali lebih cepat dari sebelumnya.
Peningkatan ini menjanjikan jaringan yang lebih luas untuk menjangkau kota-kota besar maupun daerah pelosok yang kerap menghadapi masalah susah sinyal.
Tim Gadgetren pun bertanya kepada Desmon Cheung selaku Chief Technical Officer Tri Indonesia seputar bagaimana strategi Tri Indonesia agar sinyal tetap terus menyala selama perjalanan mengunakan kereta api yang punya jarak tempuh sangat panjang.
“Ini menjadi permasalahan umum di Jakarta yang dialami banyak provider, satu juta orang menggunakan perjalanan dengan kereta api. Tri memiliki strategi khusus dengan memasang teknologi jaringan 4,5G massive mimo 32T32R di dalam dan di luar stasiun kereta api serta beberapa titik di sepanjang rel kereta api,” ujarnya pada hari Rabu (12/02/2020) kepada tim Gadgetren dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Lavva Lounge lantai 4 di Plaza Senayan.
Pihak Tri Indonesia juga telah mengklaim sudah mampu menjangkau lebih dari 200 juta penduduk yang tersebar di penjuru Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan telah dibangunnya lebih dari 9.000 Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
Cheung juga mengatakan bahwa pembaruan terakhir dari pembangunan BTS hingga akhir tahun lalu telah mencapai 70.000 BTS. “Untuk target ke depannya sendiri Tri akan membangun lebih banyak BTS lagi,” tambahnya.
Ketika tim Gadgetren konfirmasi kembali apakah Tri Indonesia menjamin akan menjangkau daerah pelosok Kalimantan lebih efektif, Cheung menjelaskan lebih jauh bahwa strategi yang dilakukan Tri Indonesia untuk bisa menjangkau Kalimantan hingga daerah paling dalam adalah dengan memasang sumber daya listrik cadangan (back up power supply) di semua BTS di provinsi atau kota yang telah terjangkau jaringan Tri.
“Tri telah melakukan studi dan pengujian internal yang paling efektif untuk pengguna dan menghasilkan sejumlah laporan dari para mitra bisnis. Tri menunjukkan kinerja yang lebih baik dari industry lain,” tuturnya.
Pemasangan sumber daya listrik cadangan ini menggunakan teknologi pemindahan jalur yang disebut ASON pada jaringan fiber. Harapannya jaringan Tri bisa beroperasi lebih lama pada saat bencana alam atau situasi darurat lainnya seperti mati listrik ataupun gempa bumi.
Kehadiran teknologi 4,5G pastinya akan membuat aktivitas penggunaan provider seperti dalam hal lantency, kecepatan mengunggah, penggunaan aplikasi suara dan video serta ketersediaan jaringan bakal lebih meningkat.
Tinggalkan Komentar