Tahun ini fenomena Gojek mulai memasuki berbagai daerah di Indonesia. Bisa dibilang Gojek ini ramai dipesan oleh beragam orang di Indonesia karena harganya yang bisa dibilang murah hanya 15 ribu Rupiah hingga jarak 25 km.
Namun sayangnya Gojek harus mengalami catatan buruk ketika beberapa waktu lalu sebagian pengemudinya melakukan demonstrasi mogok karena pengurangan subsidi pendapatan per kilometernya. Sebagai informasi, meskipun pengguna Gojek hanya membayar 15 ribu Rupiah saja ketika menggunakan layanan Gojek namun sebenarnya perusahaan Gojek memberikan subsidi kepada pengemudinya.
Menurut, pengemudi Gojek menyatakan bahwa dengan pengurAngan subsidi ini membuat penghasilan berkurang sebesar 25 persen dari semula. Selain itu, untuk antisipasi masalah antara Gojek dengan Ojek Pangkalan yang sering terjadi di daerah Bandung, maka Pemerintah Kota Bandung akan mencoba menawarkan Aplikasi yang bernama AKOD kepada Ojek Pangkalan.
AKOD sendiri merupakan kepanjangan dari Aplikasi Ojek Daerah. Selain itu, AKOD sendiri memiliki makna tersendiri dalam bahasa sunda yaitu memangku. Aplikasi ini akan membantu Ojek Pangkalan di Bandung lebih terkordinasi dan dapat beroperasi secara online untuk mendapatkan penumpang.
Menurut Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung mengaku bahwa sistem aplikasi ini hanya untuk koordinator ojek pangkalan sehingga ketika ojek pangkalan tersebut menerima pesanan online maka koordinatornya akan memberikan kepada salah satu pengemudi ojek di pangkalan tersebut sesuai dengan antrian yang selama ini dilakukan ojek pangkalan.
Nantinya prototype AKOD ini akan dirilis resmi pada pertengahan bulan Desember 2015 dan dibagikan kepada 100 koordinator pangkalan Ojek di Kota Bandung. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini dapat mengatasi masalah antara Ojek Pangkalan dengan Gojek.
Tinggalkan Komentar